Pengertian Bulan Syawal
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bulan syawal adalah bulan dimana kebanyakan umat muslim tengah bergembira karena tibanya hari kemenangan. Yaitu hari raya idul fitri yang jatuh setelah menjalankan puasa ramadhan selama satu bulan lamanya. Pada bulan syawal tersebut tersebut apabila seseorang mengamalkan puasa sunnah maka akan mendapat pahala yang sangat besar.
[su_note note_color=”#f1f1f1″ radius=”10″]Baca Juga : Puasa Ramadhan[/su_note]
Salah seorang ulama bermadzhab syafi’I yang berasal dari Indonesia, beliau syaikh Nawawi Al-Bantani memberi keterangan apabila seseorang mengamalkan puasa pada bulan syawal maka Allah akan memberi keutamaan yang sangat besar.
و الرابع صوم ( ستة من شوال ) لحديث من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر ولقوله أيضا صيام رمضان بعشرة أشهر وصيام ستة أيام بشهرين فذلك صيام السنة أي كصيامها فرضا وتحصل السنة بصومها متفرقة منفصلة عن يوم العيد لكن تتابعها واتصالها بيوم العيد أفضل وتفوت بفوات شوال ويسن قضاؤها
Artinya :
“Keempat adalah (puasa sunah enam hari di bulan Syawal) berdasarkan hadits, ‘Siapa yang berpuasa Ramadhan, lalu mengiringinya dengan enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.’ Hadits lain mengatakan, puasa sebulan Ramadhan setara dengan puasa sepuluh bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal setara dengan puasa dua bulan. Semua itu seakan setara dengan puasa (wajib) setahun penuh’. Keutamaan sunah puasa Syawal sudah diraih dengan memuaskannya secara terpisah dari hari Idul Fithri. Hanya saja memuaskannya secara berturut-turut lebih utama. Keutamaan sunah puasa Syawal luput seiring berakhirnya bulan Syawal. Tetapi dianjurkan mengqadhanya,”
Melalui penjelasan yang kita ambil dari keterangan syaikh Nawawi di atas terdapat keterangan cukup jelas, bahwa pelaksanaan puasa sunnah bulan syawal baiknya dilakukan tepat setelah hari raya idul fitri, yakni tanggal 2 syawal sampai tanggal 7 syawal.
Akan tetapi bila orang melakukan puasa syawal selain pada tanggal tersebut akan tetapi masih dibulan syawal meskipun tidak berurutan, maka tetap mendapatkan keutamaan puasa syawal yaitu seperti orang yang berpuasa selama setahun penuh lamanya.
[su_note note_color=”#f1f1f1″ radius=”10″]Baca Juga: Niat Puasa Arafah[/su_note]
Bahkan apabila pada bulan ramadhan terdapat puasa yang tidak ditunaikan dan diqodho pada bulan syawal, maka tetap mendapat keutamaan layaknya orang yang menjalankan puasa sunnah syawal.
Begitu juga dengan orang yang menunaikan puasa nadzar pada bulan syawal,maka akan tetap mendapat keutamaan seperti halnya orang yang manjalankan puasa sunnah selama enam hari di bulan syawal.
Penjelasan Niat Puasa Syawal
Niat merupakan salah satu rukun puasa dan setiap ibadah pada umumnya harus didahului dengan membaca niat. Hal demikian didasarkan pada hadits rasulullah saw yang mengatakan bahwa segala sesuatu hanya itu hanya bergantung pada niatnya. Ketika seseorang melafalkan niat mesti dalam hatinya menyatakan maksud atau qoshod mengenai apa yang akan ia lakukan. Dalam pembahasan ini adalah puasa.
Disamping menyengaja atau menyatakan maksudnya, seseorang juga sekaligus menyebutkan status hukum wajib atau sunnah dari apa yang hendak dilakukan. Demikian dinamakan ta’arrudh. Sedangkan hal lain yang harus diingat ketika membaca niat adalah menyebutkan nama ibadahnya. Seperti puasa atau sholat sunnah atau pun ibadah lainnya.
Dalam pembahasan puasa sunnah bulan syawal, ulama berbeda pendapat dalam hal ta’yin. Sebagian ulama mengatakan bahwa seseorang harus mengingat puasa sunnah syawal saat niat di dalam hatinya. Sedangkan sebagian ulama lainnya memberi pernyataan tidak wajib ta’yin. Hal ini dijelaskan oleh syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami sebagai berikut;
وْلُهُ نَعَمْ بَحَثَ إلَخْ (عِبَارَةُ الْمُغْنِي وَالنِّهَايَةِ وَالْأَسْنَى فَإِنْ قِيلَ قَالَ فِي الْمَجْمُوعِ هَكَذَا أَطْلَقَهُ الْأَصْحَابُ وَيَنْبَغِي اشْتِرَاطُ التَّعْيِينِ فِي الصَّوْمِ الرَّاتِبِ كَعَرَفَةَ وَعَاشُورَاءَ وَأَيَّامِ الْبِيضِ وَسِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ كَرَوَاتِبِ الصَّلَاةِ أُجِيبُ بِأَنَّ الصَّوْمَ فِي الْأَيَّامِ الْمَذْكُورَةِ مُنْصَرِفٌ إلَيْهَا بَلْ لَوْ نَوَى بِهِ غَيْرَهَا حَصَلَ أَيْضًا كَتَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ ؛ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ وُجُودُ صَوْمٍ فِيهَا ا هـ زَادَ شَيْخُنَا وَبِهَذَا فَارَقَتْ رَوَاتِبَ الصَّلَوَاتِ
Artinya :
“Perkataan ‘Tetapi mencari…’ merupakan ungkapan yang digunakan di Mughni, Nihayah, dan Asna. Bila ditanya, Imam An-Nawawi berkata di Al-Majmu‘, ‘Ini yang disebutkan secara mutlak oleh ulama Syafi’iyyah. Semestinya disyaratkan ta’yin (penyebutan nama puasa di niat) dalam puasa rawatib seperti puasa ‘Arafah, puasa Asyura, puasa bidh (13,14, 15 setiap bulan Hijriyah), dan puasa enam hari Syawal seperti ta’yin dalam shalat rawatib’. Jawabnya, puasa pada hari-hari tersebut sudah diatur berdasarkan waktunya.
Akan tetapi bila seseorang berniat melakukan puasa lain pada waktu-waktu tersebut (bulan syawal), maka ia telah mendapat keutamaan sunnah puasa rawatib tersebut. Ini serupa seperti sholat tahaiyyatul masjid. Karena tujuan akan perintah puasa rawatib itu yakni pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas dari apapun niatnya.
Untuk dapat memantapkan hati dalam melaksanakan puasa sunnah syawal, para ulama menganjurkan untuk membaca niat terlebih dahulu sebelum menjalankannya. Berikut lafadz niat puasa sunnah di bulan syawal;
Niat Puasa Syawal
Niat Puasa Syawal Latin
nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i sunnatis syawwaali lillahi ta’ala.
Terjemah Arti Niat Puasa Syawal
“Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Waktu Membaca Niat Puasa Syawal
Membaca niat puasa syawal adalah pada malam hari. Akan tetapi bila seseorang pada malam harinya tidak berniat melakukan puasa syawal tetapi ketika pagi berkeinginan untuk melakukan puasa syawal maka baginya diperbolehkan untuk membaca niat pada pagi harinya saat itu juga.
Karena kewajiban membaca niat pada malam hari hanya berlaku untuk melakukan puasa wajib (puasa ramadhan). Sedangkan untuk melakukan puasa sunnah diperbolehkan untuk membaca niat pad siang harinya, selama orang yang bersangkutan belum makan dan minum atau melakukan aktivitas yang dapat membatalkan puasa sejak subuh.
Maka bila ingin mengamalkan puasa syawal akan tetapi lupa membaca niat pada malam harinya, maka tidak perlu bimbang untuk melanjutkannya. Tinggal membaca niat puasa sunnah syawal dan menjalankan puasa sunnahnya. Berikut niat yang dibaca bila tidak membaca niat pada malam harinya:
Niat Puasa Syawal bila lupa pada malam harinya tidak membaca
Niat termasuk bagian dari pada rukun suatu ibadah, maka meskipun puasa syawal adalah puasa sunnah namun tetap diharuskan untuk membaca niat. Sehingga puasa yang dijalankan benar-benar mantap dari hati orang yang mengamalkannya. Seperti ini lafadz niatnya:
Nawaitu shauma haadzal yaumi ‘an ada’i sunnatis Syawwaali lillaahi ta‘aala.
Artinya :
“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.” Wallahu a’lam.
Keutamaan Puasa di bulan Syawal
Sudah sangat masyhur mengenai kesunahan melakukan puasa di bulan syawal. Fadhilah atau keutamaan dari berpuasa adalah selain mendapat pahala disisi Allah, bau mulut dari orang yang berpuasa itu lebih harum dari minyak kasturi di sisi Allah. Sebagaimana dalam hadits qudsi berikut ini, Alloh SWT berfirman:
Artinya :
“Setiap amal manusia adalah untuk dirinya kecuali puasa, ia (puasa) adalah untuk-Ku dan Aku memberi ganjaran dengan (amalan puasa itu).” Kemudian, Rasulullah melanjutkan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibandingkan wangi minyak kasturi .
Sedangkan orang yang menjalankan puasa sunnah selama enam hari di bulan syawal adalah akan mendapat pahala seperti orang berpuasa selama satu tahun. Berikut sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits.
Artinya :
“Barangsiapa yang telah melaksanakan puasa Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan berpuasa selama 6 (enam) hari pada bulan Syawal, maka dia (mendapatkan pahala) sebagaimana orang yang berpuasa selama satu tahun.”
Demikianlah ulasan yang kami bahas mengenai amaliah puasa sunnah pada bulan syawal. Semoga kita termasuk orang yang dapat mengamalkannya. Terima kasih telah mengunjungi blog kami. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
8 Replies to “Puasa Syawal”