Pengertian Iman Kepada Rasul Allah
Setiap orang yang beriman wajib beriman kepada Rasul Allah. Iman kepada rasul merupakan rukun iman yang keempat. Rasul secara bahasa artinya adalah utusan. Sedangkan yang dimaksud rasul adalah manusia yang dipilih oleh Allah SWT dan diberi wahyu untuk disampaikan kepada manusia serta mengajak mereka ke jalan yang lurus agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Baca juga : Pengertian Nabi
Iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah mengutus para Rasul untuk membimbing manusia ke jalan baik dan lurus yang diridhai Allah SWT. Disamping mengutus rasul, Allah juga mengangkat para Nabi.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Adapun perbedaan antara Nabi dan Rasul, Nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu untuk dirinya sendiri dan tidak berkewajiban untuk menyampaikannya kepada orang lain. Sedangkan rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri dan berkewajiban untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Pada dasarnya jumlah nabi dan rasul yang pernah diutus Allah banyak sekali. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad disebutkan jumlah seluruh nabi adalah 124.000 orang dan diantara mereka yang termasuk rasul berjumlah 315 orang. Akan tetapi jumlah rasul yang dikisahkan dalam Al-Qur’an hanya 25 rasul, sedangkan yang sebagian besar tidak dikisahkan oleh Allah sebagaimana firman Allah SWT yang artinya :
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu.” (Q.S. Al Mukmin : 78)
Nama 25 Nabi
Nama-nama 25 Nabi dan Rasul yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut :
|
Nabi ulul azmi
Diantara dua puluh lima rasul yang wajib kita ketahui tersebut, ada lima orang rasul yang mendapat sebutan Ulul Azmi yaitu rasul yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang tinggi dalam menghadapi cobaan dan rintangan dalam menyampaikan dakwah Islamiyah, yaitu :
- Nabi Nuh a.s.
- Nabi Ibrahim a.s.
- Nabi Musa a.s.
- Nabi Isa a.s.
- Nabi Muhammad ﷺ
Seperti dalam firman Allah SWT yang artinya :
“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rosul-rosul yang telah bersabar ….” (Q.S. Al-Ahqaf : 35)
Semua rasul yang diutus oleh Allah adalah laki-laki dan semuanya diberi wahyu oleh Allah SWT. Dan ini telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang artinya :
“Dan kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka …” (Q.S. An Nahl : 43)
Baca Juga : Sifat Jaiz Rasul
Wahyu Allah yaitu firman Allah atau Kalamullah yang diberikan kepada para Nabi atau Rasul, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk umatnya. Wahyu Allah tersebut diterima para nabi atau rasul dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
Secara Langsung
- Lewat mimpi yang benar, seperti yang dialami Nabi Ibrahim a.s. ketika menerima wahyu untuk menyembelih putranya Ismail.
- Dengan cara dihembuskan ke dalam jiwa nabi.
- Allah berbicara kepada nabi dari belakang hijab (tabir), seperti dalam peristiwa Isra’ Mi’raj da seperti yang dialami Nabi Musa a.s.
Dengan Perantara
- Wahyu datang kepada nabi seperti suara gemerincingan lonceng yang sangat keras, suara ini merupakan salah satu penampilan Jibril, cara ini merupakan cara yang paling berat.
- Malaikat Jibril menampakkan diri sebagai seorang laki-laki tampan.
- Malaikat Jibril menampakkan dirinya kepada nabi dalam wujudnya yang asli, yang mempunyai enam ratus sayap.
Sifat Wajib Rasul
Para rasul itu oleh Allah dihiasi dengan akhlak yang mulia, sebab mereka dijadikan oleh Allah untuk menjadi cermin teladan bagi umatnya. Mereka memiliki akhlak yang luhur, sebagai pemimpin dna pembimbing rohani umat. Mereka memiliki sifat-sifat wajib Rasul yaitu sebagai berikut :
- Sidiq (benar dan jujur dalam ucapan maupun perbuatan)
- Amanah (dapat dipercaya)
- Tablig (menyampaikan wahyu kepada umatnya)
- Fatanah (cerdik dan pandai)
Disamping meyakini bahwa Allah telah mengutus para nabi dan rasul, kita juga harus meyakini bahwa para nabi dan rasul biasa seperti layaknya kita. Mereka bisa terkena hal-hal yang biasa menimpa pada diri manusia, namun tidak menghilangkan martabat mereka sebagai rasul (Aradi Basyariyyah) seperti makan, minum, beristri, sakit dan juga mati sebagaimana manusia pada umumnya.
Baca Juga : Sifat Mustahil Bagi Rasul
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al Anbiya ayat 8 yang artinya “Dan tidaklah kami jadikan para rasul itu tubuh-tubuh yang tidak memakan makanan dan bukan pula mereka itu kekal abadi”.
Tugas para rasul sangat berat, karena mereka harus menyampaikan wahyu (ajaran yang diterima dari Allah SWT) kepada umatnya. Dalam penyampaian wahyu ini tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, hinaan, bahkan siksaan. Karena begitu berat tugas para rasul, maka para rasul itu diberi mukjizat oleh Allah SWT.
Pengertian Mukjizat
Mukjizat adalah keadaan atau kejadian luar biasa yang dilakukan (dialami) oleh nabi atau rasul atas izin Allah SWT. Mukjizat ini untuk membuktikan kebenaran nabi atau rasul dan sebagai senjata untuk menghadapi musuh-musuh yang menentang dan tidak mau menerima ajaran yang dibawanya.
Tugas Para Rasul
Pada dasarnya Tugas Para Rasul mempunyai tugas yang sama, antara lain :
- Menyatukan iktikad dan keyakinan umatnya, yaitu bahwa Tuhan adalah Zat Yang Maha Esa
- Memberi batasan bagi umatnya tentang hal-hal yang dilarang dan hal yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT
- Memberikan pedoman kepada umatnya tentang apa saja yang dapat membawa mereka kepada keridhaan Allah SWT dan apa saja yang dapat membawa kepada kemurkaan-Nya
- Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita ghoib dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan Alloh SWT
Secara garis besar cara beriman kepada rasul adalah sebagai berikut :
- Tidak membedakan Rasul Allah yang satu dengan yang lain
- Mempercayai dan meyakini bahwa para rasul itu benar-benar utusan Allah SWT
- Mengikuti segala perintah dan meninggalkan segala larangannya
- Tidak mengutuskan rasul menurut hawa nafsunya, karena rasul juga manusia biasa
Rasul Sebagai Utusan Allah
Allah menciptakan manusia dilengkapi dengan jasmani maupun rohaninya. Dengan kelengkapan yang sempurna ini, manusia telah banyak mengukir prestasi yang gemilang. Dengan akal pikirannya manusia sanggup mencukupi kebutuhan hidupnya, terutama yang bersifat jasmani. Namun demikian manusia tidak hanya memerlukan pemenuhan kebutuhan rohani. Setiap manusia itu mempunyai fitrah (potensi) ketuhanan atau beragama.
Kehadiran para rasul untuk membimbing umatnya sangat diperlukan. Jika tidak ada rasul, maka umat manusia tidak mengetahui siapa Allah itu, bagaimana semestinya melakukan hubungan ibadah dengan Allah. Tanpa melalui wahyu yang dibawa para rasul, manusia tidak dapat menjangkau secara tepat mana yang halal dan haram, mana yang akan membawa kepada kebahagiaan dan kehancuran.
Secara garis besar tugas para rasul adalah sebagai berikut :
Menyampaikan (Tabligh)
Hal yang disampaikan adalah :
- Ma’rifatullah (Mengenal Allah)
- Tauhidullah (Mengesakan Allah)
- Basyira wa Nadzira (Memberi Kabar Gembira dan Peringatan)
Mendidik dan Membimbing
Yang meliputi :
- Memperbaiki jiwa, membersihkannya dan meluruskannya dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela (Q.S. Al Jum’ah : 2)
- Meluruskan aqidah dan fikrah (pola pikir) yang menyimpang dari Islam (Q.S. Al Baqarah : 213)
- Memimpin umat untuk selalu berjalan di jalan yang diridhaiNya
Fungsi Iman Kepada Rasul
Seseorang tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali dia mau beriman bahwa Alloh SWT mengutus para rasul untuk menyampaikan hakikat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah.
Setelah seseorang meyakini dengan sepenuh hati bahwa rasul Allah adalah orang yang telah menerima wahyu dari Allah untuk disampaikan kepada umatnya, maka agar keyakinan itu dapat berfungsi, ia harus mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawa oleh rasul tersebut. Keimanan kita kepada rasul akan berfungsi dan dapat memberikan dampak positif yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Adapun fungsi iman kepada rasul antara lain sebagai berikut :
Hikmah Beriman Kepada rasul
- Akan memperoleh keteladanan hidup dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat
- Menambah keyakinan kita terhadap kebenaran rasul itu sendiri dan menyempurnakan keimanan kita kepada Allah, karena seseorang tidak disebut mukmin kecuali ia juga telah beriman kepada rasul Allah
- Iman kepada rasul akan menjadikan kita percaya pada kebenaran ajaran yang dibawanya, sehingga kita akan dapat mengetahui kebenaran yang hakiki dan kembali kepada fitrah sebagai manusia yang mengenal kebenaran sejati
2 Replies to “Nama Nama Nabi dan Rasul”